Bentuk-Bentuk Interaksi Manusia dan Lingkungan
Interaksi antara manusia dan lingkungan merupakan inti kajian geografi. Terdapat tiga bentuk utama:
- Adaptasi: Manusia menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan alam. Contohnya, masyarakat di dataran tinggi seperti Dieng membangun rumah dengan atap miring untuk menghadapi suhu dingin dan curah hujan tinggi.
- Modifikasi: Manusia mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, pembangunan bendungan, terasering di Bali, atau reklamasi pantai di Jakarta.
- Intervensi: Manusia memanfaatkan sumber daya alam secara aktif, seperti penambangan, pertanian intensif, atau penebangan hutan.
Dampak Interaksi terhadap Lingkungan
Interaksi yang bijak menghasilkan manfaat besar, namun jika tidak memperhatikan keseimbangan ekologis, dapat menimbulkan bencana.
Contoh Dampak Positif:
- Pertanian terasering di Jawa yang menjaga kesuburan tanah dan mencegah erosi.
- Penggunaan energi terbarukan seperti PLTA dan panel surya.
- Konservasi mangrove di pesisir utara Jawa untuk mencegah abrasi.
Contoh Dampak Negatif:
- Penebangan hutan di Kalimantan menyebabkan kabut asap dan hilangnya habitat orangutan.
- Alih fungsi lahan di Jakarta memperparah banjir akibat berkurangnya daerah resapan air.
- Penggunaan pupuk kimia berlebihan menyebabkan pencemaran sungai dan eutrofikasi.
Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Konsep ini mencakup tiga pilar utama:
- Ekonomi: Pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan.
- Sosial: Kesejahteraan masyarakat dan keadilan akses terhadap sumber daya.
- Lingkungan: Pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Di Indonesia, prinsip ini diwujudkan melalui program seperti Desa Hijau, Eco-School, dan kebijakan moratorium izin hutan primer.
🎥 Video Edukasi: Interaksi Manusia dan Lingkungan di Indonesia
Sumber: YouTube – Video Edukasi Geografi SMA